-->
  • Jelajahi

    Copyright © DETAKOM NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iran Gempur Pangkalan Militer Terbesar AS di Qatar: Operasi "Herald of Victory" Dimulai

    Redaksi
    24/06/25, Juni 24, 2025 WIB Last Updated 2025-06-24T13:50:53Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Poto : Ilustrasi Rudal Sejjil (Created by Meta AI).


    DETAKOM NEWS | Situasi di Timur Tengah semakin memanas. Iran meluncurkan serangan balasan ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, pangkalan militer terbesar Amerika Serikat (AS) di kawasan, pada Senin (23/6) tengah malam waktu setempat. Serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan udara AS terhadap tiga situs nuklir Iran akhir pekan lalu.


    Mengutip laporan Tehran Times (24/6/2025), serangan tersebut dinamai Operasi Herald of Victory, dengan jumlah rudal yang diklaim sama dengan yang digunakan AS saat menggempur wilayah Iran. Serangan balistik itu diluncurkan langsung dari wilayah Iran menuju pangkalan yang terletak di barat daya Doha.


    “Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengonfirmasi serangan balasan terhadap Amerika Serikat sebagai bentuk respons atas tindakan agresi terhadap fasilitas nuklir kami,” tulis media pemerintah Iran.


    Dalam pernyataan resmi, Angkatan Bersenjata Iran menegaskan bahwa serangan ini bukan akhir dari konfrontasi. Teheran menyatakan siap menghantam target-target AS lainnya di kawasan Asia Barat jika Washington melanjutkan tindakan militernya.


    “Kehendak Angkatan Bersenjata Iran yang kuat dan populer akan memastikan bahwa setiap pengulangan kejahatan hanya akan mempercepat runtuhnya kehadiran militer Amerika di kawasan, dan terwujudnya aspirasi dunia Islam untuk memberantas tumor Zionis yang ganas,” tulis pernyataan tersebut.


    Menurut sejumlah analis pertahanan, pangkalan udara Al Udeid kemungkinan telah dievakuasi sebelum serangan dimulai. Hal ini memunculkan dugaan bahwa pihak militer AS menerima peringatan dini melalui intelijen atau sistem pemantauan rudal.


    Meski belum ada konfirmasi dari Pentagon, pengamat menilai serangan Iran ini lebih bersifat simbolis dan strategis ketimbang untuk menimbulkan kerusakan maksimal, setidaknya untuk saat ini.


    Serangan rudal Iran ini terjadi dua hari setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pemboman terhadap tiga situs nuklir Iran, menyusul meningkatnya ketegangan di kawasan sejak awal Juni. Tindakan tersebut menuai kecaman keras dari pemerintah Iran dan memicu peringatan akan perang regional berskala besar.


    Sementara itu, ketegangan antara Iran dan Israel turut memburuk. Sejak 13 Juni, Israel gencar melakukan serangan udara ke wilayah Iran, yang disebut sebagai respon terhadap serangan drone dan rudal dari milisi pro-Iran.


    Menurut Tehran Times, lebih dari 400 warga sipil Iran tewas, dan 2.000 lainnya luka-luka akibat agresi Israel.Sebaliknya, lebih dari 20 orang tewas di Israel, dan beberapa wilayah pemukiman mengalami kerusakan parah.


    Pangkalan Udara Al Udeid bukanlah instalasi biasa. Fasilitas ini merupakan pusat komando militer Amerika untuk kawasan Asia Barat. Di sinilah Komando Pusat (CENTCOM) dan Pusat Operasi Udara Gabungan (CAOC) bermarkas, mengoordinasikan operasi militer AS dari Yaman hingga Afghanistan.


    Dengan infrastruktur kelas dunia dan lokasi strategis di jantung Teluk, pangkalan ini menjadi simbol dominasi militer AS di kawasan dan kini, simbol itu sedang diguncang.


    Sejumlah pengamat menilai Iran kini sedang memainkan permainan catur berisiko tinggi, mengandalkan kekuatan rudal dan pengaruh regionalnya, dari Irak hingga Lebanon. Ancaman konflik regional skala penuh, bahkan keterlibatan langsung antara kekuatan besar seperti AS dan Iran, kini terasa lebih nyata dari sebelumnya.


    Sumber: Tehran Times
    Editor Vona Tarigan

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Artikel Headline

    +